Lanjutan Teks Cerpen Berjudul “Paing”
Ikhsan Hanggowo
Jatmiko
Keesokan harinya
saat di pasar, Paing mulai mencari pekerjaan. Paing berjalan menyusuri toko,
namun tidak satupun toko yang menerimanya untuk bekerja. Matahari sudah tepat
di atas kepala, Paing pulang ke rumah tanpa membawa apa-apa. Rasa kecewapun
menyelimuti hati Paing. Ia cemas karena gaji dari peragawati hamper habis,
sedangkan dirinya belum memiliki pekerjaan.
Sesampainya
di rumah, Paing disambut gembira oleh anak dan istrinya. Wajah anak dan
istrinya terlihat sangat bahagia. Paingpun bertanya kepada keduanya.
“Sampean
berdua mengapa terlihat bahagia sekali?”
“Si
aa menang lomba cerdas cermat tingkat nasional!” Jawab istrinya dengan
kegirangan.
“Aa
dapat hadiah uang tunai 200 juta rupiah!” Sahut anaknya.
Paing
yang tadinya sedang kecewa, kini ikut bergembira mendengar kabar tersebut.
Istrinya menyarankan supaya uang itu digunakan untuk membuka usaha.
“Alhamdulillah.
Itu rezeki dari Allah.” Kata Paing.
“Iya
kang benar. Bagaimana jika uang ini kita jadikan modal usaha? Tetapi usaha apa
kang?”
Saat
Paing dan istrinya kebingungan ingin membuka usaha apa, anaknya menyarankan
untuk membuka usaha foto copy di depan sekolahnya karena ia dan murid lainnya
harus berjalan cukup jauh untuk foto copy. Kebetulan ada ruko kosong berlantai
dua di depan sekolahnya yang bias dijadikan tempat usaha sekaligus tempat
tinggal. Paing dan istrinya menyutujui saran anaknya itu dan mereka menghubungi
pemilik ruko untuk konfirmasi penyewaan dan tawar-menawar.
Setelah
melakukan tawar-menawar, akhirnya Paing dan keuluarga dapat menyewa ruko itu.
Mereka langsung pindah ke ruko itu dan menyiapkan semua perlengkapan yang
diperlukan untuk membuka usaha foto copy.
Tiga
hari kemudian, semuanya telah siap. Paing membuka tempat foto copynya lebih
awal dikarenakan ia melihat jika pagi hari banyak orang mencari tempat foto
copy namun belum ada yang buka. Paing membuka tempat foto copynya mulai dari
pukul 05:30 – 21:00.
Saat
melayani pelanggannya, Paing dan istrinya melayani pelanggannya dengan baik dan
ramah. Setiap hari, banyak sekali pelanggan yang dating mulai dari
pelajar,guru,karyawan sampai ibu rumah tangga. Mereka senang dengan pelayanan
yang diberikan Paing dan istrinya. Lama-kelamaan, pelanggan tempat foto copy
Paing semakin banyak dan Paing telah memiliki banyak sekali langganan.
Apa
yang dibicarakan anaknya terbukti. Hampir semua siswa di sekolah anaknya dan
sekolah lain selalu foto copy di tempatnya sehingga rata-rata pelanggannya
adalah pelajar. Selain itu, saat pagi hari banyak pelanggan yang datang karena
semua tempat foto copy belum ada yang buka.
Karena tempat foto copy Paing semakin ramai,
ada orang yang tidak menyukainya yaitu pemilik foto copy lain di daerah itu
yaitu Ujul. Ujul melayani pelanggannya dengan kurang ramah dan baik sehingga
pelanggannya berpindah ke tempat Paing. Suatu saat, Ujul dan istrinya Isabela
memiliki niat jahat kepada Paing.
“Mah,
gara-gara foto copy si Paing, tempat kerja kita jadi sepi begini. Banyak
pelanggan kita yang pindah ke tempat Paing. Kita harus membuat tempat foto copy
Paing tutup!” Kata si Ujul dengan kesal.
Istrinya
menjawab “Bagaimana jika kita bakar saja tempatnya Paing?”
“Ide
yang baik. Nanti malam kita bakar tempatnya si Paing biar tahu rasa dia!”
Saat
malam tiba, Ujul dan Isabela bergegas untuk melakukan aksinya. Sesampainya di
sana, mereka mulai menyirami tempat foto copy Paing dengan minyak. Saat ingin
menyalakan korek api, mereka kaget mendengar suara pintu terbuka. Paing ingin
keluar rumah untuk membeli makan malam dan melihat Ujul dengan Isabela yang
memgang korek api dan botol berisi minyak tanah. Paing juga melihat tempatnya
telah penuh dengan minyak tanah. Niat buruk Ujul dan Isabela ketahuan oleh
Paing.
“Sedang
apa kalian disini membawa korek api dan sebotol minyak? Mengapa tempat ini
penuh dengan minyak?” Tanya Paing
“Kami
sedang..” Jawab Ujul dab Isabela dengan ketakutan.
“Kalian
ingin membakar tempat saya?” Jawab Paing dengan nada tingi.
“Maafkan
kami Paing, kami memang ingin membakar tempat fotocopy kamu toko kami sepi pelanggan
sejak toko kamu buka.” Jawab Ujul dan Isabela dengan penuh kejujuran dan rasa
bersalah.
“Cara
kalian salah, kita bias bersaing secara sehat. Kalian bisa melakukan inovasi
agar banyak pelanggan yang datang ke tempat kalian.” Jawab Paing dengan penuh
kesabaran.
Paing
memaafkan semua kesalahan Ujul dan Istrinya. Paing tidak akan membawa kasus ini
ke rana hukum. Ujul dan Isabela berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan
akan bersaing secara sehat dengan Paing.
Paing
berusaha melupakan masalah itu dan tetap focus dalam menjalankan usahanya ini.
Berkat keuletan dan kerja kerasnya dalam menjalani usaha, belum ada empat bulan
ia telah balik modal. Paing kini telah memiliki satu orang karyawan dan satu
buah sepeda motor. Karyawan itu merupakan teman akrab Paing. Karyawannya
bertugas mengantar pesanan foto copy ke pelanggannya.
Kini
Paing sudah bisa dibilang sukses dengan usaha foto copynya. Hidupnya kini telah
membaik dari sebelumnya. Ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Ia juga tidak perlu berpisah dengankeluarganya untuk bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar