Minggu, 04 September 2016

Lanjutan Teks Cerpen Berjudul “Paing”



Lanjutan Teks Cerpen Berjudul “Paing”
Ikhsan Hanggowo Jatmiko

Keesokan harinya saat di pasar, Paing mulai mencari pekerjaan. Paing berjalan menyusuri toko, namun tidak satupun toko yang menerimanya untuk bekerja. Matahari sudah tepat di atas kepala, Paing pulang ke rumah tanpa membawa apa-apa. Rasa kecewapun menyelimuti hati Paing. Ia cemas karena gaji dari peragawati hamper habis, sedangkan dirinya belum memiliki pekerjaan.
            Sesampainya di rumah, Paing disambut gembira oleh anak dan istrinya. Wajah anak dan istrinya terlihat sangat bahagia. Paingpun bertanya kepada keduanya.
            “Sampean berdua mengapa terlihat bahagia sekali?”
            “Si aa menang lomba cerdas cermat tingkat nasional!” Jawab istrinya dengan kegirangan.
            “Aa dapat hadiah uang tunai 200 juta rupiah!” Sahut anaknya.
            Paing yang tadinya sedang kecewa, kini ikut bergembira mendengar kabar tersebut. Istrinya menyarankan supaya uang itu digunakan untuk membuka usaha.
            “Alhamdulillah. Itu rezeki dari Allah.” Kata Paing.
            “Iya kang benar. Bagaimana jika uang ini kita jadikan modal usaha? Tetapi usaha apa kang?”
            Saat Paing dan istrinya kebingungan ingin membuka usaha apa, anaknya menyarankan untuk membuka usaha foto copy di depan sekolahnya karena ia dan murid lainnya harus berjalan cukup jauh untuk foto copy. Kebetulan ada ruko kosong berlantai dua di depan sekolahnya yang bias dijadikan tempat usaha sekaligus tempat tinggal. Paing dan istrinya menyutujui saran anaknya itu dan mereka menghubungi pemilik ruko untuk konfirmasi penyewaan dan tawar-menawar.
            Setelah melakukan tawar-menawar, akhirnya Paing dan keuluarga dapat menyewa ruko itu. Mereka langsung pindah ke ruko itu dan menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk membuka usaha foto copy.
            Tiga hari kemudian, semuanya telah siap. Paing membuka tempat foto copynya lebih awal dikarenakan ia melihat jika pagi hari banyak orang mencari tempat foto copy namun belum ada yang buka. Paing membuka tempat foto copynya mulai dari pukul 05:30 – 21:00.
            Saat melayani pelanggannya, Paing dan istrinya melayani pelanggannya dengan baik dan ramah. Setiap hari, banyak sekali pelanggan yang dating mulai dari pelajar,guru,karyawan sampai ibu rumah tangga. Mereka senang dengan pelayanan yang diberikan Paing dan istrinya. Lama-kelamaan, pelanggan tempat foto copy Paing semakin banyak dan Paing telah memiliki banyak sekali langganan.
            Apa yang dibicarakan anaknya terbukti. Hampir semua siswa di sekolah anaknya dan sekolah lain selalu foto copy di tempatnya sehingga rata-rata pelanggannya adalah pelajar. Selain itu, saat pagi hari banyak pelanggan yang datang karena semua tempat foto copy belum ada yang buka.
             Karena tempat foto copy Paing semakin ramai, ada orang yang tidak menyukainya yaitu pemilik foto copy lain di daerah itu yaitu Ujul. Ujul melayani pelanggannya dengan kurang ramah dan baik sehingga pelanggannya berpindah ke tempat Paing. Suatu saat, Ujul dan istrinya Isabela memiliki niat jahat kepada Paing.
            “Mah, gara-gara foto copy si Paing, tempat kerja kita jadi sepi begini. Banyak pelanggan kita yang pindah ke tempat Paing. Kita harus membuat tempat foto copy Paing tutup!” Kata si Ujul dengan kesal.
            Istrinya menjawab “Bagaimana jika kita bakar saja tempatnya Paing?”
            “Ide yang baik. Nanti malam kita bakar tempatnya si Paing biar tahu rasa dia!”
            Saat malam tiba, Ujul dan Isabela bergegas untuk melakukan aksinya. Sesampainya di sana, mereka mulai menyirami tempat foto copy Paing dengan minyak. Saat ingin menyalakan korek api, mereka kaget mendengar suara pintu terbuka. Paing ingin keluar rumah untuk membeli makan malam dan melihat Ujul dengan Isabela yang memgang korek api dan botol berisi minyak tanah. Paing juga melihat tempatnya telah penuh dengan minyak tanah. Niat buruk Ujul dan Isabela ketahuan oleh Paing.
            “Sedang apa kalian disini membawa korek api dan sebotol minyak? Mengapa tempat ini penuh dengan minyak?” Tanya Paing
            “Kami sedang..” Jawab Ujul dab Isabela dengan ketakutan.
            “Kalian ingin membakar tempat saya?” Jawab Paing dengan nada tingi.
            “Maafkan kami Paing, kami memang ingin membakar tempat fotocopy kamu toko kami sepi pelanggan sejak toko kamu buka.” Jawab Ujul dan Isabela dengan penuh kejujuran dan rasa bersalah.
            “Cara kalian salah, kita bias bersaing secara sehat. Kalian bisa melakukan inovasi agar banyak pelanggan yang datang ke tempat kalian.” Jawab Paing dengan penuh kesabaran.
            Paing memaafkan semua kesalahan Ujul dan Istrinya. Paing tidak akan membawa kasus ini ke rana hukum. Ujul dan Isabela berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan akan bersaing secara sehat dengan Paing.
            Paing berusaha melupakan masalah itu dan tetap focus dalam menjalankan usahanya ini. Berkat keuletan dan kerja kerasnya dalam menjalani usaha, belum ada empat bulan ia telah balik modal. Paing kini telah memiliki satu orang karyawan dan satu buah sepeda motor. Karyawan itu merupakan teman akrab Paing. Karyawannya bertugas mengantar pesanan foto copy ke pelanggannya.
            Kini Paing sudah bisa dibilang sukses dengan usaha foto copynya. Hidupnya kini telah membaik dari sebelumnya. Ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Ia juga tidak perlu berpisah dengankeluarganya untuk bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar