Rabu, 14 Desember 2016

Sinopsis Buku Hikayat Buah Kedumbo

Literasi

Judul buku           : Hikayat Buah Kedumbo
Pengaran              : Samson Rambah Pasir
Penerbit                : PT. Dian Ariesta
Tempat Terbit      : Jakarta
Tahun Terbit        : 2002
Jumlah Halaman : 115
Jenis Buk               : Non Fiksi

     Putra mahkota meminta ayahnya mengangkat Komba si pendulang menjadi pendekatan istana. Sang ayah menolak karena yang berhak menjadi hulubalang dan pendekar istana hanya orang tempatan.  Putra mahkota merayu ayahnya tetapi ia tetap menolak. Seminggu kemudian, tersiar kabar bahwa keluarga si Komba dipecat sebagai pendulang. Komba tidak terima dan membunuh menteri pengiraian pasir. Komba ditangkap dan akan dipancung. Putra mahkota sangat terpukul. Suatu malam ia mencuri masuk ke tempat Komba ditahan dan meminta Komba pergi jauh. Pagi harinya penjaga penjara gempar dengan hilangnya Komba. Komba dicari tak dapat maka keluarganya ditahan. Sebulan lebih ditahan, keluarganya tidak dapat menunjukkan keberadaan Komba dan keluarganya dibunuh. Putra mahkota merasa bersalah dan pergi meninggalkan istana dengan alasan mengembara. Padahal, ia ingin mencari Komba untuk meminta maaf.

     Sepuluh tahun sudah putra mahkota meninggalkan istana, raja khawatir kalau putra mahkota tidak kembali, maka siapa yang menggantikannya. Kekhawatiran sedikit terobati ketika permaisuri hamil lagi . Namun, Raja berpikir bagaimana jika sang pewaris kembali sedangkan istana sudah diduduki anaknya yang lain. Raja membagi dua kerajaan. Sebelah hulu untuk si sulung dan sebelah hilir untuk si bungsu. Untuk membangun istana baru di hulu, diperlukan persiapan. Danu Ampuh yang ahli meramu hutan ditugasi membawa serombongan lelaki ke Imbosepatak untuk mencari rotan terbaik.

     Rombongan pencari rotan telah menyelesaikan tugasnya. Mereka tersesat di tengah rimba belantara. Mereka menemukan benda aneh yang menurut Danu Ampuh adalah buah gedumbo. Mereka berencana menghadiahi benda itu kepada raja. Namun, Bidin dan Murad menganggap itu adalah telur. Sesampainya di istana,  raja Ningkat diberi hadiah buah aneh. Raja sangat senang dan mengangkat mereka menjadi pembesar istana.

     Bidin dan Murad mengatakan kepada raja bahwa itu bukan buah tetapi telur. Lalu raja meminta pembuktian dan benda itu dieramkan beberapa minggu. Benar saja ternyata benda itu adalah telur. Telur itu menetas dan keluarlah burung yang besar. Itu adalah burung Gergasi. Burung itu semakin besar dan lepas dari kandangnya lalu memakan beberapa warga.

     Putra mahkota kembali ke istana. Istana itu  kosong dan ia menemukan bayi perempuan yang ternyata adalah adiknya.

     Kelebihan buku ini adalah covernya bagus, kertas yang digunakan baik, ukuran hurufnya sesuai dan ilustrasinya baik.

     Kekurangan buku ini adalah banyak kata yang sulit dipahami, ceritanya sulit dipahami dan banyak menggunakan kiasan serta bahasa daerah khususnya melayu.

     Buku ini layak dibaca oleh kalangan remaja sampai dewasa. Buku ini dapat memberi hiburan bagi pembacanya.